Kerinduan Hati

Mataku belum juga ingin terlelap. Sudah lewat tengah malam. Dan waktu sudah menunjukkan pukul 00. 39. Insomniaku kambuh lagi. Satu buku sudah hampir habis kubaca. Tak juga mampu membuat mataku lelah. Kuputuskan untuk menyetel radio. Mencari-cari stasiun radio yang mungkin masih siaran tengah malam begini. Volume sengaja kukecilkan saja. Kalau-kalau mengganggu penghuni kamar lain yang telah nyenyak dalam mimpinya. Sebuah lagu lama membuatku terdiam.

...............Ribuan kilo jalan yang kau tempuh lewati rintang untuk aku anakmu. Ibuku sayang masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah. Seperti udara kasih yang engkau berikan tak mampu ku membalas ibu. Ibu. Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu. Lalu doa-doa lalui sekujur tubuhku dengan apa membalas ibu................(IBU_Iwan Fals)

Ingatan langsung membawaku pada malam itu. Malam yang sangat panjang. Matamu yang mulai berkaca-kaca. Mencoba menahannya agar tak tumpah. Saat kau berkisah tentang satu rindu. Rindu yang sangat mendalam. ”Rindu pada Ummi” katamu.

Satu hal yang selalu kupegang agar tak jatuh saat aku ada dalam keadaanmu saat ini. Bahwa yang kurindu adalah kasih sayang ibu. Bukan tulang atau dagingnya. Bukan fisiknya. Walau tak dapat kunafikan kadang pelukannya sangat kubutuhkan. Maka sudah seharusnya rasa cinta dan kasih kucurahkan semua untuk Sang Maha Pemilik Kasih dan Sayang itu yang menitipkannya pada ibu. Malam itu semakin larut. Tak begitu banyak kata. Hanya diam yang mampu mengurai makna. Semoga malam ini rindu itu tetap ada. Jangan pernah membuangnya apalagi takut merasakannya.

0 komentar